Friday, July 30, 2010

CDI

CDI (Capacitor Discharge Ignition)adalah jenis sistem pengapian pada kendaraan bermotor yang memanfaatkan arus pengosongan muatan (discharge current) dari capasitor/kondensator, sebagai pencatu daya kumparan pengapian (ignition coil). Berdasar pencatu dayanya CDI dibagi menjadi 2 yaitu: CDI AC dan CDI DC, perbedaan kedua CDI ini  terletak pada penggunaan power supply yang digunakan.
Perbedaan CDI AC dan CDI DC
1. Sistem pengapian CDI AC merupakan dasar dari sistem pengapian CDI, dan menggunakan pencatu daya dari sumber Arus listrik bolak-balik yang berasal dari spul motor (dinamo AC/alternator).   2. Sistem pengapian CDI DC menggunakan pencatu daya dari sumber arus listrik searah (misalnya dinamo DC, Batere, maupun Accu). Arus listrik yang berasal dari accu masih belum mampu digunakan untuk mencatu CDI tersebut, sehingga dalam CDI DC ini masih membutuhkan rangkaian penaik tegangan yang disebut inverter.
Berikut bagian-bagian yang bisa ditemui (beberapa diantaranya terkadang tidak dipakai karena sesuatu hal) di dalam suatu sistem pengapian CDI: 1. Kumparan pengisian (charging coil). 2. Kumparan pemicu (trigger/pulser coil). 3. Penyearah (rectifier). 4. Baterai (battery). 5. Sekering (fuse). 6. Kunci kontak (contact switch). 7. Kondensator (capacitor). 8. Saklar elektronik (SCR). 9. Pengatur/penyetabil tegangan (voltage regulator/stabilizer). 10. Transformator penaik tegangan (voltage step up transformer). 11. Pengubah tegangan (voltage converter/inverter). 12. Pelipat tegangan (voltage multiplier/inverter). 13. Kumparan pengapian (ignition coil). 14. Kabel busi (spark plug cable). 15. Busi (spark plug). 16. Sistem pengawatan (wiring system). 17. Jalur bersama (common line) .
Cara kerja CDI:
Cara kerja rangkaian CDI AC: Saat kunci kontak di on-kan secara langsung memutuskan kontak antara pulsar dan ground, sehingga saat mesin di hidupkan seketika poros engkol menggerakkan magnet, ketika magnet berputar cepat diantara spul maka spul tersebut menghasilkan tegangan tinggi ac kemudian disearahkan oleh dioda. Tegangan  dc(400V) mengisi capasitor. Selanjutnya sebuah pemicu(trigger dari picup) akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah SCR. Saat pengosongan capasitor arus listrik mengalir melewati coil primer dan  menghasilkan induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang menghasilkan percikan api.
GAMBAR SKEMA CDI AC.
Cara kerja rangkaian CDI DC: Saat kunci kontak di on-kan secara langsung menghubungkan tagangan accu dengan CDI. Teganan accu(12V) kemudian dirubah menjadi tegangan  tinggi(400V), tegangan tinggi tersebut mengisi capasitor. Selanjutnya sebuah pemicu(trigger dari picup) akan diaktifkan untuk menghentikan proses pengisian muatan kondensator, sekaligus memulai proses pengosongan muatan kondensator untuk mencatudaya kumparan pengapian melalui sebuah SCR. Saat pengosongan capasitor arus listrik mengalir melewati coil primer dan  menghasilkan induksi elektromagnet pada kumparan sekunder yang menghasilkan percikan api.
GAMBAR SKEMA CDI DC. 
Teknologi yang terus berkembang seperti saat ini telah mengubah teknologi CDI menjadi lebih handal, CDI yang mulanya sederhana berubah menjadi rangkaian terintegrasi dengan micro chip(micro computer), sehingga dapat diprogram menurut timing pengapian yang diinginkan. Pemrograman timing pengapian ini digunakan untuk mendapatkan tenaga yang maksimal menurut rpm putaran mesin. CDI programmable ini banyak digunakan didunia balap sehingga sering disebut CDI RACING.
Secara skematik rangkaian CDI programmable sebagai berikut:
Selain CDI programmable kita sering mendengar istilah CDI unlimate dan CDI limter. Perbedaan keduanya hanyalah pada rangkaian pembatas frekwensi trigger pic up. Rangkaian limiter dahulunya hanya menggunakan rangkaian resistor dan capasitor sebagai filternya, namun sekarang ini telah diganti dengan rangkaian terintegrasi. CDI yang menggunakan limiter berguna sebagai pembatas agar mesin motor lebih halus dan tidak mudah rusak. Apabila kita menggunakan CDI limiter sebenarnya bias kita modifikasi menjadi unlimate.
Cara merubah CDI limiter menjadi unlimate yaitu dengan cara:
1. Membuka pembungkus CDI dengan pisau cutter.
2. Membaca jalur rangkaian, cari rangkaian yang berfungsi sebagai limiter kemudian menjumper/mencabut rangkaian limiter(hal ini hanya boleh dilakukan oleh orang yang ahli elektronika)
3. Kembalikan rangkaian tersebut pada pembungkusnya,tutup menggunakan sealer.
Socket CDI yang biasa dipakai pada motor Honda.Pada Honda tiger menganut system CDI AC, sedangkan pada Honda mega Pro sudah menggunakan system CDI DC .

Thursday, July 29, 2010

RANGKAIAN PENGEJUT IKAN/STROM IKAN

Blog ini saya buat sebagai sarana berbagi ilmu, terutama ilmu elektronika yang saya dapatkan dari bangku sekolah, pengalaman dari teman-teman dan pengalaman pribadi. Sekiranya dalam blog ini terdapat kesalahan yang tidak disengaja mohon dimaklumi dan sudilah memberikan kritik dan saran. Blog yang pertama ini akan mengulas mengenai rangkaian pengejut ikan, dan semoga artikel ini tidak dipergunakan untuk merusak ekosistem alam melainkan sebagai penambah wawasan. Penulis berlepas diri apabila artikel ini untuk ilegal fishing. Saya tegaskan kembali bahwa alat ini mempunyai bahaya yang besar dikarenakan adanya arus dan tegangan tinggi. Sudah banyak korban berjatuhan karena terkena sengatan listrik dari alat ini. Alat ini sebenarnya dapat dimodifikasi sebagai inverter karena prinsipnya untuk menaikkan tegangan listrik. Alat pengejut ikan ini sangatlah simpel, namun dalam pembuatannya perlu ketelitian karena berhubungan dengan listrik tegangan tinggi. Alat ini pada dasarnya mengguanakan prinsip transformator/trafo/coil, yaitu mengkonversi tegangan rendah menjadi tegangan tinggi.

Sebelum itu mari kita mempelajari apa yang disebut trafo/transformator.
Transformator adalah alat yang digunakan untuk menaikkan atau menurunkan tegangan dan arus listrik, terdiri dari kumparan primer,  kumparan sekunder dan inti trafo. Prinsip kerjany berdasarkan induksi elektromagnetik, yaitu ketika kumparan primer dihubungkan dengan arus bolak-bailik(AC), perubahan arus listrik  pada kumparan primer menimbulkan medan magnet yang berubah-ubah. Medan magnet yang berubah-ubah diantara inti besi dan ditransmisikan ke-kumparan sekunder, sehingga pad kumparan sekunder akan timbul ggl induksi. Efek ini dinamakan induktansi timbal-balik. 
Hubungan antara tegangan primer, jumlah lilitan primer, tegangan sekunder, dan jumlah lilitan sekunder, dapat dinyatakan dalam persamaan :



Menurut hasil perbandingan antara jumlah lilitan primer dan jumlah lilitan sekunder dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :
 1. Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih sedikit dari kumparan sekunder(Ns>Np).
2. Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan primer lebih banyak dari kumparan sekunder(Np>Ns).

penggunaan trafo tidak dapat digunakan pada arus DC melainkan menggunakan arus AC, walaupun begitu ada cara agar arus DC dapat bekerja pada trafo yaitu dengancara memberikan arus DC yang terputus-putus, atau memberikan polaritas yang berbolak-balik pada kumparan primer, perubahan arus yang terputus putus inilah yang mampu mengubah fluks elektromagnetik yang selanjutnya menghasilkan ggl induksi pada kumparan sekunder. Pada alat ini yang berperan sebagai alat pemutus arus listrik adalah kontak platina yang didesain agar dapat membuka dan menutup secara otomatis oleh induksi elektromagnet pada trafo. Kita juga dapat menggunakan rangkaian elektronik sebagai penghasil arus putus-putus.

Setelah mengetahui tentang transformator maka kita lebih mudah memahami cara kerja rangkaian berikut ini. Saat saklar push on diaktifkan maka arus listrik accu akan mengalir menuju kontak platina dan mengalir menuju kumparan primer, didalam kumparan primer menghasilkan medan magnetik pada inti besi lunak yang mengakibatkan tertariknya kontak platina, saat kontak platina tertarik maka secara otomatis arus pada kumparan primer terputus, saat itu juga kontak platina kembali pada posisi semula dan akan arus listrik lagi, siklus membuka dan menutup pada kontak platina akan terus menerus terjadi sehingga pada kumparan primer mengalir arus yang putus-putus yang menghasilkan frekuensi tertentu, sehingga akan menghasilkan ggl induksi pada kumparan sekunder, nah dari kumparan sekunder inilah akan menghasilkan tegangan tinggi yang dapat digunakan sebagai pengejut ikan. Dalam prakteknya saat siklus buka-tutup kontak platina akan menghasilkan percikan bunga api yang mengakibatkan cepat tebakarnya kontak platina dan menurunnya daya output trafo/coil ini, oleh sebab itu haruslah kita pasang capasitor/condensor sebagai peredam percikan api serta mampu menyimpan dan melipat gandakan tegangan listrik.

Gambar skema rangkaian pengejut ikan :



Gambar skema revisi rangkaian pengejut ikan :



Keterangan gambar :
1. Accu, 12 volt(accu sepeda motor).
2. Sk : saklar push buttom.
3. Kontak platina.
4. C : Condenser(capasitor pada sepeda motor).
5. Tangkai kontak platina(dari potongan gergaji besi).
6. L1 : Coil/kumparan primer.
7. L2 : Coil/kumparan sekunder.
8. Inti coil(besi lunak/kepingan seng yang dirakit menjadi satu).
9. U1 : Batang tembaga sebagai ujung pengejut.
10. U2 :Jaring ikan(sebagai penangkap ikan).

Dalam pembuatan coil harus hati-hati, karena faktor kerapian pada penggulungan kumparan akan mempengaruhi daya output alat ini. Cara pembuatan coil ini sebagai berikut :
-Pertama siapkan inti besi lunak, setelah itu kuta bungkus/dilapisi prespan(plastik mika), kalau tidak ada maka bisa kita gunakan dengan kertas pembungkus semen.
-Kedua : Kita mulai dengan menggulung kawat email secara rapi tanpa celah, setelah ujung besi kita lapisi dengan prespan, kemudian mulai menggulung kembali kawat email pada bagian atasnya(gulungan lapis ke-2), saat sampai keujung besi kita ulangi melapisi prespan, proses ini sampai kawat email pada lapisan ke-3, dua ujung kawat tersebut akan menjadi terminal kumparan primer.
-Ketiga kita mulai lagi menggulung kumparan seperti kumparan primer, jumlah lapisan kawat email bisa kita buat sebanyak 5-6 lapis, kedua ujung kumparan akan menjadi terminal coil sekunder.
Ukuran diameter kumpara ini akan mempengaruhi arus output, biasanya pada kumpara primer menggunakan email berdiameter 0,6mm dan email sekunder berdiameter 0,9mm. Untuk mengubah daya keluaran kita dapat mengubah dengan cara mengubah perbandingan jumlah kumparan primer dan sekunder serta diameter kawat email.

Semoga artikel ini bermanfaat.Untuk lebih jelasnya silahkan lihat alatnya secara langsung pada tukang setrum ikan....